Jumat, 25 Januari 2013

Mencetak Penulis Cilik


PROGRAM AMAB UPAYA MENCETAK PENULIS CILIK PRODUKTIF DAN HANDAL

Oleh : Drs. H.Mochamad Taufik

ABSTRAKSI


Kualitas anak didik (siswa) sangat ditentukan oleh perilaku kita terhadap mereka saat ini. Maju mundurnya suatu bangsa dimasa depan sangat dipengaruhi oleh kesiapan mental, intelektual, fisik, maupun sosial mereka. Dan kebanyakan siswa pada lembaga pendidikan kita belum mandiri (dependent) dalam hal belajar. Mereka belum punya pola pikir (mind set) bahwa belajar itu penting, belajar itu untuk dirinya sendiri dan merupakan kebutuhan hidup (need of life). Rata-rata siswa kita sebelum belajar mereka harus dimotivasi dulu baru mereka belajar.
Fokus utama yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini: pertama, apakah integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Perpustakaan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas bahasa tulis (karya tulis) siswa? Kedua, apakah integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Perpustakaan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas bahasa tutur siswa?
Teknik pengumpulan data bersifat cross-sectional  (silang), merupakan kompromi dengan one-shot medhod  (menebak satu kali terhadap satu satu kasus) yang diteliti. Data yang diperlukan dalam penelitian ini, data primer, data yang diperoleh dari lembar pengamatan, angket yang diisi siswa, dan program AMAB (Aku membaca dan Aku Berikir) berupa jumlah peminjaman buku, jumlah kata hasil resume dan lama waktu presentasi. Selanjutnya data itu dianalisa dengan pendekatan desktiptif-kualitatif.
            Hasil analisa data penelitian menunjukkan bahwa, dalam menjawab permasalahan pertama, Kualitas siswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, melibatkan mereka untuk berinisiatif memilih bacaan, kekebasan mereka berekspresi melalui tulisan. Kualitas siswa juga dapat ditingkatkan dengan melibatkan banyak sarana yang kita miliki, baik Perpustakaan, lingkungan, koran bekas dan hal-hal lain.
        Dalam menjawab permasalahan kedua, kreatifitas siswa dapat ditingkatkan melalui serangkaian kegiatan yang menantang, berkompetisi, melibatkan banyak indra dan tidak tertekan (hati harus senang). Dalam penelitian ini terlihat siswa tertantang untuk mencapai prestasi yang terbaik dengan membaca resume tanpa teks, presentasi tanpa teks, dan berlomba-lomba memperbanyak pinjam dan membaca buku Perpustakaan untuk di presentasikan di depan kelas. 


Untuk Melejitkan Kualitas Mobil Anda klik : www.bekled.com
 
BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
            Kualitas anak didik sangat ditentukan oleh perilaku kita terhadap mereka saat ini. Maju mundurnya suatu bangsa dimasa depan sangat dipengaruhi oleh kesiapan mental, intelektual, fisik, maupun sosial generasi yang saat ini dalam fase bimbingan kita, baik sebagai guru maupun sebagai orang tua.
            Krisis kependidikan berkenaan pula dengan krisis kemandirian peserta didik maupun keluaran sekolah. Soemantri Brojonegoro (Fasli Jalal, 2001 : 369),  menyatakan: “Salah satu kritik yang ditunjukkan kepada dunia pendidikan nasional adalah sistem dan proses pendidikannya kurang memperhatikan pembentukan kepribadian yang mandiri, kreatif, inovatif, dan demokratis”. Demikian juga pernyataan Ahmad Sanusi (1998 : 561) bahwa : “Aktif belajar mandiri dan aktif berfikir mandiri sebagai kegiatan esensial siswa, masih jauh dari tercapai dan siswa masih belajar di bawah potensinya”.
            Kebanyakan siswa pada lembaga pendidikan kita belum mandiri (dependent) dalam hal belajar. Mereka belum punya pola pikir (mind set) bahwa belajar itu penting, belajar itu untuk dirinya sendiri dan merupakan kebutuhan hidup (need of life). Rata-rata siswa kita sebelum belajar mereka harus dimotivasi dulu baru mereka belajar.
            Di SD BI (Sekolah Dasar Bertaraf Internasional)  Al Hikmah Surabaya terkait dengan kualitas dan kemandirian siswa di atas,  ada yang cukup menarik untuk dilakukan penelitian: apakah integrasi antara pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Perpustakaan dapat meningkatkan kualitas dan kemandirian siswa?
Mengingat Perpustakaan SD full day school ini, mampu menjadi juara pertama dalam lomba perpustakaan tingkat nasional pada tahun 2007. Dalam lomba tersebut salah satu faktor penting yang mampu mendongkrak nilai yang mengantarkan menjadi juara adalah mengoptimalkan siswa dalam meminjam buku perpustakaan. Disamping itu Perpustakaan SD yang beralamat di jalan Gayung Kebonsari Tengah nomer 10 Surabaya ini, menjadi rujukkan dari buku Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah referensi Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Suherman, 2009).

B. RUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan uraian latar belakang  di atas, maka fokus utama yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.     Apakah integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Perpustakaan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas bahasa tulis (karya tulis) siswa?
2.     Apakah integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Perpustakaan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas bahasa tutur siswa?

C. TUJUAN PENELITIAN 
            Tujuan yang diharapkan tercapai dari kegiatan ini adalah:
  1. Menerapkan bentuk integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan perpustakaan.
  2. Menerapkan bentuk integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan perpustakaan  yang beroriantasi meningkatkan kualitas bahasa tulis dan tutur siswa.
  3. Menerapkan bentuk integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan perpustakaan  yang beroriantasi meningkatkan kemandirian siswa.
  4. Memperkaya pengetahuan dan ketrampilan guru kelas untuk merancang model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkup perkembangan siswa.
D. MANFAAT PENELITIAN 
      Karya tulis ini dapat bermanfaat untuk:
  1. Memberikan wawasan baru kepada guru tentang bagaimana menciptakan pembelajaran Bahasa Indonesia yang menarik, menyenangkan, dan inovatif bagi siswa usia dini.
  2. Merubah paradigma tentang pembelajaran di SD agar konsep pembelajaran Bahasa Indonesia yang sesuai dengan perkembangan IPTEK dan era globalisasi.
  3. Memotivasi guru agar lebih kreatif, inovatif dalam mengembangkan teknik pembelajaran.
  4. Memberi pengalaman belajar yang menyenangkan pada siswa.
  5. Memupuk jiwa kemandirian dan percaya diri siswa.
E. KAJIAN PUSTAKA
1. Kualitas dan Kemandirian Siswa
Hampir sejalan dengan kualitas intelektual, watak kemandirian yang berkualitas pada sejumlah anak didik bisa jadi merupakan bawaan sejak lahir. Akan tetapi, realitas menunjukkan bahwa hal ini lebih banyak berkembang karena polesan dari pendidik/orang tua. Ketidakmandirian dan kemandirian pada anak didik bisa ditunjukkan dengan sejumlah indikator yang terwujud dalam pola tindak, sikap dan berpikir (Rahmat, 2008).

Beberapa indikator ketidakmandirian:
a. Adanya ketakutan/ kekhawatiran/ melakukan kesalahan.
b. Sikap dan tingkah lakunya didasarkan pada apa yang dikatakan orang lain.
c. Adanya perasaan malu.
d. Senang tinggal di dalam suasana yang menyenangkan, lebih suka 
    menghindari risiko dan selalu minta pendapat.
e. Berupaya menutupi kesalahan / kelemahan.
f. Cepat putus asa ketika hasil tidak sesuai rencana.
g. Senang mencari jalan pintas yang mudah untuk mencapai tujuan
h. Tidak memiliki inisiatif, apa yang dikerjakan berdasarkan perintah dan
    Setiap perintah/ tugas dianggap sebagai beban.

Beberapa indikator kemandirian:
a. Melakukan apa yang ia yakini benar meskipun orang lain mengkritik/
             mengejek bahkan mengancam.
b. Mau mengambil risiko dan mau berupaya keras untuk meraih prestasi.
c. Mau mengakui kesalahan secara terbuka dan berupaya belajar dari
    kesalahan itu.
d. Memandang tantangan sebagai kesempatan.
e. Memiliki antusiasme & inisiatif yang tinggi.
f. Mampu mengambil keputusan ketika dihadapkan pada pilihan yang agak
   pelik setelah mempertimbangkannya dan siap mengambil resiko yang
   mungkin mucul.
Kemandirian merupakan salah satu indikator dari kepribadian yang menjadi tujuan pendidikan umum. Mendidikkan kemandirian bukan hanya menyentuh pengetahuan dan pemahaman yang bersifat kognitif, tetapi melibatkan penghayatan dan penyadaran yang bersifat afektif serta keterampilan yang bermakna. Karena itu kemandirian merupakan akumulasi dari pengetahuan dan keterampilan fungsional yang bertumpu kepada sikap diri yang dihasilkan dari proses penyadaran.
Pendidikan kemandirian memerlukan proses-proses yang melibatkan seluruh ranah dan potensi siswa secara utuh dan komprehensif, karena itu penelitian yang melibatkan konsep dan proses pendidikan kemandirian merupakan bagian dari pengembangan konsep dan teori pendidikan umum (Maufur, 2005).

2. Langkah-Langkah Pembentukan Kemandirian
Langkah-langkah yang memungkinkan untuk dikembangkan dalam pembentukan kemandirian : Bagi Pendidik, pertama, mengubah paradigma instruktif menjadi dialogis. Kedua, memberi dorongan dan kesempatan untuk berprakarsa kepada anak didik. Ketiga, menitikberatkan kepada ganjaran daripada hukuman. Keempat, hindari memberi label ‘Stupid’ (ucapan negatif). Kelima, mendorong semangat anak didik untuk berprestasi.
Saran Pendidik untuk anak didik, pertama, hilangkan keraguan, kekhawatiran, dan ketakutan akan kegagalan. Kedua, jadilah diri sendiri, tumbuhkan kesadaran kepada anak didik bahwa setiap individu memiliki kelebihan-kelebihan masing-masing. Ketiga, hilangkan rasa malu tidak pada tempatnya, seperti merasa tidak mampu melakukan pekerjaan di depan teman-teman lain/orang banyak

Untuk Menjaga Kualitas Kesehatan Anda klik : Alat Kesehatan
 
BAB II
METODE PENELITIAN



A. SETTING PENELITIAN
            Pelaksanaan integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Perpustakaan di SD Al Hikmah Surabaya pada tahun ajar 2008-2009 di semester pertama. Melibatkan tim guru kelas 3. Siswa yang menjadi obyek penelitian adalah siswa kelas 3 C berjumlah 32 anak. Adapun integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Perpustakaan dalam bentuk program AMAB (Aku Membaca dan Aku Berfikir).

B. INSTRUMEN
            Ada bebarapa instrument yang digunakan pada penyajian pembelajaran ini yaitu:
  1. Lembar observasi/ pengamatan
Instrusten ini digunakan untuk mengetahui  minat dan keaktifan siswa serta kreatifitas siswa dari hasil akhir resume integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Perpustakaan  dalam program AMAB.

  1. Lembar angket
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui kesenangan siswa terhadap penyajian pembelajaran dan kelanjutan pembelajaran tersebut.

  1. Nilai dalam program AMAB
Data ini diperlukan untuk mengetahui keberhasilan siswa terhadap hasil integrasi pembelajaran  Bahasa Indonesia dengan perpustakaan dalam program AMAB. Data berupa banyaknya peminjaman buku perpustakaan dalam satu bulan (diambil bulan Agustus 2008), banyaknya kata yang dapat ditulis dari buku yang telah dibaca, dan lama presentasi dari tulisan (resume) tersebut.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
            Teknik pengumpulan data bersifat cross-sectional  (silang), menurut Arikunto (2005) merupakan kompromi dengan one-shot medhod  (menebak satu kali terhadap satu satu kasus) yang diteliti.
            Data yang diperlukan dalam penelitian ini, data primer, data yang diperoleh dari lembar pengamatan, angket yang diisi siswa, dan program AMAB (Aku membaca dan Aku Berikir) berupa jumlah peminjaman buku, jumlah kata hasil resume dan lama waktu presentasi.
            Selanjutnya data itu dianalisa dengan pendekatan deskriptif-kualitatif (Bugin, 2008).  Yaitu berdasarkan permasalahan dengan melihat prosentase keaktifan, minat dan kreatifitas siswa. Prosentase tanggapan siswa terhadap kelanjutan pembelajaran integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dan Perpustakaan, dan melihat hasil program AMAB.


 Lebih lanjut hub. : 0896 7772 4945