PROGRAM AMAB UPAYA MENCETAK PENULIS CILIK PRODUKTIF DAN HANDAL
Oleh : Drs. H.Mochamad Taufik
ABSTRAKSI
Kualitas anak didik
(siswa) sangat ditentukan oleh perilaku kita terhadap mereka saat ini. Maju
mundurnya suatu bangsa dimasa depan sangat dipengaruhi oleh kesiapan mental,
intelektual, fisik, maupun sosial mereka. Dan kebanyakan siswa pada lembaga pendidikan kita belum mandiri (dependent) dalam hal belajar. Mereka
belum punya pola pikir (mind set)
bahwa belajar itu penting, belajar itu untuk dirinya sendiri dan merupakan
kebutuhan hidup (need of life).
Rata-rata siswa kita sebelum belajar mereka harus dimotivasi dulu baru mereka
belajar.
Fokus utama yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini: pertama,
apakah integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Perpustakaan mampu
meningkatkan kualitas dan kuantitas bahasa tulis (karya tulis) siswa? Kedua,
apakah integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Perpustakaan mampu
meningkatkan kualitas dan kuantitas bahasa tutur siswa?
Teknik pengumpulan
data bersifat cross-sectional (silang), merupakan kompromi dengan one-shot medhod (menebak satu kali terhadap satu satu kasus)
yang diteliti. Data yang diperlukan dalam penelitian ini, data primer, data
yang diperoleh dari lembar pengamatan, angket yang diisi siswa, dan program
AMAB (Aku membaca dan Aku Berikir) berupa jumlah peminjaman buku, jumlah kata
hasil resume dan lama waktu presentasi. Selanjutnya data itu dianalisa dengan
pendekatan desktiptif-kualitatif.
Hasil analisa data penelitian
menunjukkan bahwa, dalam menjawab permasalahan pertama, Kualitas siswa dapat
ditingkatkan melalui kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, melibatkan
mereka untuk berinisiatif memilih bacaan, kekebasan mereka berekspresi melalui tulisan. Kualitas siswa juga dapat ditingkatkan dengan
melibatkan banyak sarana yang kita miliki, baik Perpustakaan, lingkungan, koran
bekas dan hal-hal lain.
Dalam menjawab permasalahan kedua, kreatifitas
siswa dapat ditingkatkan melalui serangkaian kegiatan yang menantang,
berkompetisi, melibatkan banyak indra dan tidak tertekan (hati harus senang).
Dalam penelitian ini terlihat siswa tertantang untuk mencapai prestasi yang
terbaik dengan membaca resume tanpa teks, presentasi tanpa teks, dan berlomba-lomba
memperbanyak pinjam dan membaca buku Perpustakaan untuk di presentasikan di depan kelas.
Untuk Melejitkan Kualitas Mobil Anda klik : www.bekled.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kualitas anak didik sangat
ditentukan oleh perilaku kita terhadap mereka saat ini. Maju mundurnya suatu
bangsa dimasa depan sangat dipengaruhi oleh kesiapan mental, intelektual,
fisik, maupun sosial generasi yang saat ini dalam fase bimbingan kita, baik
sebagai guru maupun sebagai orang tua.
Krisis kependidikan berkenaan pula
dengan krisis kemandirian peserta didik maupun keluaran sekolah. Soemantri
Brojonegoro (Fasli Jalal, 2001 : 369),
menyatakan: “Salah satu kritik yang ditunjukkan kepada dunia pendidikan
nasional adalah sistem dan proses pendidikannya kurang memperhatikan
pembentukan kepribadian yang mandiri, kreatif, inovatif, dan demokratis”.
Demikian juga pernyataan Ahmad Sanusi (1998 : 561) bahwa : “Aktif belajar
mandiri dan aktif berfikir mandiri sebagai kegiatan esensial siswa, masih jauh
dari tercapai dan siswa masih belajar di bawah potensinya”.
Kebanyakan siswa pada lembaga
pendidikan kita belum mandiri (dependent)
dalam hal belajar. Mereka belum punya pola pikir (mind set) bahwa belajar itu penting, belajar itu untuk dirinya
sendiri dan merupakan kebutuhan hidup (need
of life). Rata-rata siswa kita sebelum belajar mereka harus dimotivasi dulu
baru mereka belajar.
Di SD BI (Sekolah Dasar Bertaraf
Internasional) Al Hikmah Surabaya terkait
dengan kualitas dan kemandirian siswa di atas, ada yang cukup menarik untuk dilakukan
penelitian: apakah integrasi antara pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Perpustakaan
dapat meningkatkan kualitas dan kemandirian siswa?
Mengingat
Perpustakaan SD full day school ini,
mampu menjadi juara pertama dalam lomba perpustakaan tingkat nasional pada
tahun 2007. Dalam lomba tersebut salah satu faktor penting yang mampu
mendongkrak nilai yang mengantarkan menjadi juara adalah mengoptimalkan siswa
dalam meminjam buku perpustakaan. Disamping itu Perpustakaan
SD yang beralamat di jalan Gayung Kebonsari
Tengah nomer 10 Surabaya
ini, menjadi rujukkan dari buku Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah referensi
Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Suherman, 2009).
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, maka
fokus utama yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah
integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Perpustakaan mampu meningkatkan
kualitas dan kuantitas bahasa tulis (karya tulis) siswa?
2. Apakah
integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Perpustakaan mampu meningkatkan
kualitas dan kuantitas bahasa tutur siswa?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan
yang diharapkan tercapai dari kegiatan ini adalah:
- Menerapkan bentuk integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan perpustakaan.
- Menerapkan bentuk integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan perpustakaan yang beroriantasi meningkatkan kualitas bahasa tulis dan tutur siswa.
- Menerapkan bentuk integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan perpustakaan yang beroriantasi meningkatkan kemandirian siswa.
- Memperkaya pengetahuan dan ketrampilan guru kelas untuk merancang model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkup perkembangan siswa.
D. MANFAAT PENELITIAN
Karya tulis ini dapat bermanfaat untuk:- Memberikan wawasan baru kepada guru tentang bagaimana menciptakan pembelajaran Bahasa Indonesia yang menarik, menyenangkan, dan inovatif bagi siswa usia dini.
- Merubah paradigma tentang pembelajaran di SD agar konsep pembelajaran Bahasa Indonesia yang sesuai dengan perkembangan IPTEK dan era globalisasi.
- Memotivasi guru agar lebih kreatif, inovatif dalam mengembangkan teknik pembelajaran.
- Memberi pengalaman belajar yang menyenangkan pada siswa.
- Memupuk jiwa kemandirian dan percaya diri siswa.
E.
KAJIAN PUSTAKA
1. Kualitas dan Kemandirian Siswa
Hampir sejalan dengan
kualitas intelektual, watak kemandirian yang berkualitas pada sejumlah anak
didik bisa jadi merupakan bawaan sejak lahir. Akan tetapi, realitas menunjukkan
bahwa hal ini lebih banyak berkembang karena polesan dari pendidik/orang tua.
Ketidakmandirian dan kemandirian pada anak didik bisa ditunjukkan dengan
sejumlah indikator yang terwujud dalam pola tindak, sikap dan berpikir (Rahmat,
2008).
Beberapa indikator ketidakmandirian:
a.
Adanya ketakutan/ kekhawatiran/ melakukan kesalahan.
b.
Sikap dan tingkah lakunya didasarkan pada apa yang dikatakan orang lain.
c.
Adanya perasaan malu.
d.
Senang tinggal di dalam suasana yang menyenangkan, lebih suka
menghindari risiko dan selalu minta
pendapat.
e.
Berupaya menutupi kesalahan / kelemahan.
f.
Cepat putus asa ketika hasil tidak sesuai rencana.
g.
Senang mencari jalan pintas yang mudah untuk mencapai tujuan
h.
Tidak memiliki inisiatif, apa yang dikerjakan berdasarkan perintah dan
Setiap
perintah/ tugas dianggap sebagai beban.
Beberapa indikator kemandirian:
a. Melakukan apa
yang ia yakini benar meskipun orang lain mengkritik/
mengejek bahkan mengancam.
b. Mau mengambil
risiko dan mau berupaya keras untuk meraih prestasi.
c. Mau mengakui
kesalahan secara terbuka dan berupaya belajar dari
kesalahan itu.
d. Memandang
tantangan sebagai kesempatan.
e. Memiliki
antusiasme & inisiatif yang tinggi.
f. Mampu mengambil
keputusan ketika dihadapkan pada pilihan yang agak
pelik setelah mempertimbangkannya dan siap
mengambil resiko yang
mungkin mucul.
Kemandirian
merupakan salah satu indikator dari kepribadian yang menjadi tujuan pendidikan
umum. Mendidikkan kemandirian bukan hanya menyentuh pengetahuan dan pemahaman
yang bersifat kognitif, tetapi melibatkan penghayatan dan penyadaran yang
bersifat afektif serta keterampilan yang bermakna. Karena itu kemandirian
merupakan akumulasi dari pengetahuan dan keterampilan fungsional yang bertumpu
kepada sikap diri yang dihasilkan dari proses penyadaran.
Pendidikan
kemandirian memerlukan proses-proses yang melibatkan seluruh ranah dan potensi
siswa secara utuh dan komprehensif, karena itu penelitian yang melibatkan
konsep dan proses pendidikan kemandirian merupakan bagian dari pengembangan
konsep dan teori pendidikan umum (Maufur, 2005).
2. Langkah-Langkah Pembentukan Kemandirian
Langkah-langkah yang
memungkinkan untuk dikembangkan dalam pembentukan kemandirian : Bagi Pendidik, pertama, mengubah paradigma instruktif
menjadi dialogis. Kedua, memberi
dorongan dan kesempatan untuk berprakarsa kepada anak didik. Ketiga, menitikberatkan kepada ganjaran
daripada hukuman. Keempat, hindari
memberi label ‘Stupid’ (ucapan negatif). Kelima,
mendorong semangat anak didik untuk berprestasi.
Saran Pendidik untuk
anak didik, pertama, hilangkan
keraguan, kekhawatiran, dan ketakutan akan kegagalan. Kedua, jadilah diri sendiri, tumbuhkan kesadaran kepada anak
didik bahwa setiap individu memiliki kelebihan-kelebihan masing-masing. Ketiga, hilangkan rasa malu tidak pada
tempatnya, seperti merasa tidak mampu melakukan pekerjaan di depan teman-teman
lain/orang banyak
Untuk Menjaga Kualitas Kesehatan Anda klik : Alat Kesehatan
BAB II
METODE PENELITIAN
A.
SETTING PENELITIAN
Pelaksanaan
integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Perpustakaan di SD Al Hikmah
Surabaya pada tahun ajar 2008-2009 di semester pertama. Melibatkan tim guru kelas
3. Siswa yang menjadi obyek penelitian adalah siswa kelas 3 C berjumlah 32
anak. Adapun integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Perpustakaan dalam
bentuk program AMAB (Aku Membaca dan Aku Berfikir).
B.
INSTRUMEN
Ada bebarapa instrument yang
digunakan pada penyajian pembelajaran ini yaitu:
- Lembar observasi/ pengamatan
Instrusten
ini digunakan untuk mengetahui minat dan
keaktifan siswa serta kreatifitas siswa dari hasil akhir resume integrasi pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan Perpustakaan dalam
program AMAB.
- Lembar angket
Instrumen
ini digunakan untuk mengetahui kesenangan siswa terhadap penyajian pembelajaran
dan kelanjutan pembelajaran tersebut.
- Nilai dalam program AMAB
Data
ini diperlukan untuk mengetahui keberhasilan siswa terhadap hasil integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan perpustakaan dalam
program AMAB. Data berupa banyaknya peminjaman buku perpustakaan dalam satu bulan
(diambil bulan Agustus 2008), banyaknya kata yang dapat ditulis dari buku yang
telah dibaca, dan lama presentasi dari tulisan (resume) tersebut.
C.
TEKNIK PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
Teknik
pengumpulan data bersifat cross-sectional
(silang), menurut Arikunto (2005)
merupakan kompromi dengan one-shot medhod
(menebak satu kali terhadap satu
satu kasus) yang diteliti.
Data yang diperlukan dalam
penelitian ini, data primer, data yang diperoleh dari lembar pengamatan, angket
yang diisi siswa, dan program AMAB (Aku membaca dan Aku Berikir) berupa jumlah
peminjaman buku, jumlah kata hasil resume dan lama waktu presentasi.
Selanjutnya data itu dianalisa dengan
pendekatan deskriptif-kualitatif (Bugin, 2008). Yaitu berdasarkan permasalahan dengan melihat
prosentase keaktifan, minat dan kreatifitas siswa. Prosentase tanggapan siswa
terhadap kelanjutan pembelajaran integrasi pembelajaran Bahasa Indonesia dan
Perpustakaan, dan melihat hasil program AMAB.
Lebih lanjut hub. : 0896 7772 4945
Tidak ada komentar:
Posting Komentar